Pentingnya Merawat Gigi Selama Hamil
Merawat gigi selama hamil itu penting karena akan membantu Anda mengunyah makanan dengan baik. Begitu juga dengan kecukupan gizi, maka Anda akan terhindar dari penyakit gusi berdarah –yang memicu terjadinya kelahiran bayi prematur--dan kekurangan vitamin D yang bisa berakibat gigi tanggal, pengeroposan tulang dan membuat Anda ngilu-ngilu.
Namun begitu, perawatan gusi berdarah selama kehamilan tidak terbukti efektif sebagai pencegahan terhadap kelahiran bayi prematur.
Observasi terhadap sejumlah wanita hamil dengan penyakit periodontal mencoba mengungkap adanya risiko meningkatnya kelahiran bayi prematur yang membuka harapan bahwa jika merawat gigi dan masalah gusi dengan teratur bisa mengurangi risiko tersebut.
Sayangnya dari laporan penelitian terbaru –satu dari anjuran yang paling banyak diberikan – membersihkan plak gigi dan merawat kebersihan mulut selama hamil tak terbukti terhadap risiko kelahiran bayi prematur.
Penelitian yang melibatkan 1800 wanita hamil dengan masalah periodontal ini dikemukakan di San Diego dalam pertemuan tahunan ke 29 Komunitas Maternal-Fetal Medicine.
Penemuan yang sama juga pernah dilaporkan dalam percobaan yang melibatkan 823 wanita yang diterbitkan oleh New England Journal of Medicine 3 tahun silam. Penelitian ini membandingkan hasilnya di antara wanita yang mengidap periodontal disease yang mendapat perawatan dan yang tidak mendapat perawatan selama masa kehamilannya.
“Saya rasa ini amat jelas bahwa cara perawatan yang digunakan dalam penelitian ini sama sekali tidak menurunkan risiko lahirnya bayi prematur,” ungkap dokter obgyn prof Robert L. Goldenberg, MD, dari Philadelphia Drexel University kepada WebMD.
Penyakit Gusi dan Bayi Prematur
Memang belum jelas kaitannya jika lebih sering dilakukan perawatan terhadap penyakit periodontal menimbulkan risiko atau jika dilakukan perawatan gigi dan gusi sebelum wanita itu hamil dapat mencegah lahirnya bayi prematur, kata Steven Offenbacher, DDS, PhD, dari Universitas North Carolina, Chapel Hills Center for Oral and Systemic Diseases.
Offenbacher adalah ketua tim dalma penelitian ini yang disponsori pihak Duke University Medical Center, the University of Alabama di Birmingham dan the University of Texas di San Antonio.
Semua wanita hamil yang dilibatkan dalam penelitian ini mengidap masalah periodontal. Sebagian dirawat dengan membersihkan plak gigi dan menjaga kebersihan mulut sebelum kehamilannya mencapai usia 23 minggu dan sebagian lagi tidak mendapat perawatan apapun selama masa kehamilannya.
Kedua kelompok dlaam penelitian ini diamati sampai masa pascamelahirkan. Setelah dikontrol untuk diketahui faktor yang paling berisiko terhadap prematur seperti merokok dan memiliki riwayat pernah melahirkan prematur, para peneliti kemudian menemukan tidak ada perbedaan yang mencolok dalam hal proses persalinan pada dua kelompok yang diteliti ini.
Sekitar seperempat wanita dengan masalah periodontal menunjukkan kondisi giginya semakin buruk dan juga gusinya selama kehamilan, tapi apa penyebabnya belum jelas benar, kata Offenbacher.
“Penelitian ini menunjukkan bahwa perawatan periodontal tidak menunjukkan berisiko lahirnya bayi prematur namun kami belum tahu jika perawatan kami dilakukan lebih mendetil lagi,” katanya.
Banyak Pertanyaan yang Timbul
Anggota tim peneliti, Amy Murtha, MD, menyatakan bahwa masih banyak hal yang tidak diketahui tentang kaitan antara buruknya kesehatan gigi dan mulut dengan kelahiran bayi prematur.
Murtha adalah direktur pada penelitian kehamilan di Duke University Medical Center.
“Peyakit periodontal dan buruknya kehamilan saling berkaitan satu ama lain, tapi kami tak tahu apa penyebabnya,” katanya. Goldenberg, yang tidak terlibat dalam penelitian terakhir ini, mengatakan bahwa penelitian lanjutan harus difokuskan kepada keutamaan kesehatan gigi dan mulut selama masa kehamilan.
“Jelas bagi saya adanya kaitan antara penyakit periodontal dengan kelahiran bayi prematur, namun kami tidak dapat mengatakan bahwa ini kaitan sebab-akibat,” katanya
sumber : society for Maternal and Fetal Medicine 26-31 Januari 2009 di San Diego AS.
Namun begitu, perawatan gusi berdarah selama kehamilan tidak terbukti efektif sebagai pencegahan terhadap kelahiran bayi prematur.
Observasi terhadap sejumlah wanita hamil dengan penyakit periodontal mencoba mengungkap adanya risiko meningkatnya kelahiran bayi prematur yang membuka harapan bahwa jika merawat gigi dan masalah gusi dengan teratur bisa mengurangi risiko tersebut.
Sayangnya dari laporan penelitian terbaru –satu dari anjuran yang paling banyak diberikan – membersihkan plak gigi dan merawat kebersihan mulut selama hamil tak terbukti terhadap risiko kelahiran bayi prematur.
Penelitian yang melibatkan 1800 wanita hamil dengan masalah periodontal ini dikemukakan di San Diego dalam pertemuan tahunan ke 29 Komunitas Maternal-Fetal Medicine.
Penemuan yang sama juga pernah dilaporkan dalam percobaan yang melibatkan 823 wanita yang diterbitkan oleh New England Journal of Medicine 3 tahun silam. Penelitian ini membandingkan hasilnya di antara wanita yang mengidap periodontal disease yang mendapat perawatan dan yang tidak mendapat perawatan selama masa kehamilannya.
“Saya rasa ini amat jelas bahwa cara perawatan yang digunakan dalam penelitian ini sama sekali tidak menurunkan risiko lahirnya bayi prematur,” ungkap dokter obgyn prof Robert L. Goldenberg, MD, dari Philadelphia Drexel University kepada WebMD.
Penyakit Gusi dan Bayi Prematur
Memang belum jelas kaitannya jika lebih sering dilakukan perawatan terhadap penyakit periodontal menimbulkan risiko atau jika dilakukan perawatan gigi dan gusi sebelum wanita itu hamil dapat mencegah lahirnya bayi prematur, kata Steven Offenbacher, DDS, PhD, dari Universitas North Carolina, Chapel Hills Center for Oral and Systemic Diseases.
Offenbacher adalah ketua tim dalma penelitian ini yang disponsori pihak Duke University Medical Center, the University of Alabama di Birmingham dan the University of Texas di San Antonio.
Semua wanita hamil yang dilibatkan dalam penelitian ini mengidap masalah periodontal. Sebagian dirawat dengan membersihkan plak gigi dan menjaga kebersihan mulut sebelum kehamilannya mencapai usia 23 minggu dan sebagian lagi tidak mendapat perawatan apapun selama masa kehamilannya.
Kedua kelompok dlaam penelitian ini diamati sampai masa pascamelahirkan. Setelah dikontrol untuk diketahui faktor yang paling berisiko terhadap prematur seperti merokok dan memiliki riwayat pernah melahirkan prematur, para peneliti kemudian menemukan tidak ada perbedaan yang mencolok dalam hal proses persalinan pada dua kelompok yang diteliti ini.
Sekitar seperempat wanita dengan masalah periodontal menunjukkan kondisi giginya semakin buruk dan juga gusinya selama kehamilan, tapi apa penyebabnya belum jelas benar, kata Offenbacher.
“Penelitian ini menunjukkan bahwa perawatan periodontal tidak menunjukkan berisiko lahirnya bayi prematur namun kami belum tahu jika perawatan kami dilakukan lebih mendetil lagi,” katanya.
Banyak Pertanyaan yang Timbul
Anggota tim peneliti, Amy Murtha, MD, menyatakan bahwa masih banyak hal yang tidak diketahui tentang kaitan antara buruknya kesehatan gigi dan mulut dengan kelahiran bayi prematur.
Murtha adalah direktur pada penelitian kehamilan di Duke University Medical Center.
“Peyakit periodontal dan buruknya kehamilan saling berkaitan satu ama lain, tapi kami tak tahu apa penyebabnya,” katanya. Goldenberg, yang tidak terlibat dalam penelitian terakhir ini, mengatakan bahwa penelitian lanjutan harus difokuskan kepada keutamaan kesehatan gigi dan mulut selama masa kehamilan.
“Jelas bagi saya adanya kaitan antara penyakit periodontal dengan kelahiran bayi prematur, namun kami tidak dapat mengatakan bahwa ini kaitan sebab-akibat,” katanya
sumber : society for Maternal and Fetal Medicine 26-31 Januari 2009 di San Diego AS.
Komentar