Vaksin HPV, Harapan bagi Kesehatan Wanita
Oleh dr. Adhiatma Gunawan
BANYAK orang telah mendengar tentang kanker cervix atau orang awam biasa mengenalnya sebagai kanker leher rahim. Kanker yang mengenai organ spesifik wanita di bagian mulut rahimnya tersebut merupakan salah satu penyebab kematian terbesar di dunia. Sampai hari ini belum ditemukan terapi spesifik yang dapat menyembuhkan kanker. Kemoterapi dan radioterapi hanya akan memperpanjang life survival rate seorang pasien.
Kanker leher rahim disebabkan oleh human papilloma virus (HPV), dan jika diizinkan untuk menggunakan istilah medis, kanker itu berkaitan dengan HPV tipe 16 dan 18. Sekitar 70% kanker leher rahim disebabkan oleh kedua tipe HPV tersebut. Saat pasien didiagnosis dengan adanya pertumbuhan sel kanker di daerah mulut rahim, itu layaknya vonis mati bagi pasien dan keluarganya.
Profesional medis umumnya akan menasihatkan pada setiap wanita yang telah menikah (atau aktif secara seksual), untuk melakukan pemeriksaan reguler secara berkala pada bagian mulut rahim dengan pemeriksaan pap smear. Pap smear akan menunjukkan hasil berupa ada tidaknya perubahan atau mutasi sel kanker pada mulut rahim.
Hal tersebut terlihat cukup mengerikan bagi para wanita, namun terima kasih pada teknologi kedokteran yang telah menghabiskan bertahun-tahun penelitian hingga berhasil menemukan suatu vaksin spesifik, yaitu vaksin HPV. Beberapa studi menyebutkan bahwa 3 kali injeksi vaksin -- pada bulan 0, 1, dan 6 -- akan memberikan proteksi terhadap kanker leher rahim, bahkan proteksi seumur hidup.
Kanker leher rahim umumnya ditularkan melalui aktivitas seksual. Oleh karena itu, vaksin HPV sangat dianjurkan untuk diberikan pada setiap wanita, bahkan vaksin tersebut dapat dimulai sedini mungkin (bahkan sejak umur 9 tahun). Vaksin yang diberikan setelah seorang wanita terpapar virus HPV pun, dapat memberikan proteksi yang bermakna.
Prosedur yang perlu dilakukan oleh pasien sebelum memulai rangkaian injeksi vaksin adalah memeriksakan dirinya terlebih dahulu ke dokter, dan juga dilakukan pemeriksaan pap smear. Ketika hasil pap smear menunjukkan tidak ada pertumbuhan sel kanker di mulut rahim, maka regimen vaksinasi dapat segera dimulai.
(lanjut...)
BANYAK orang telah mendengar tentang kanker cervix atau orang awam biasa mengenalnya sebagai kanker leher rahim. Kanker yang mengenai organ spesifik wanita di bagian mulut rahimnya tersebut merupakan salah satu penyebab kematian terbesar di dunia. Sampai hari ini belum ditemukan terapi spesifik yang dapat menyembuhkan kanker. Kemoterapi dan radioterapi hanya akan memperpanjang life survival rate seorang pasien.
Kanker leher rahim disebabkan oleh human papilloma virus (HPV), dan jika diizinkan untuk menggunakan istilah medis, kanker itu berkaitan dengan HPV tipe 16 dan 18. Sekitar 70% kanker leher rahim disebabkan oleh kedua tipe HPV tersebut. Saat pasien didiagnosis dengan adanya pertumbuhan sel kanker di daerah mulut rahim, itu layaknya vonis mati bagi pasien dan keluarganya.
Profesional medis umumnya akan menasihatkan pada setiap wanita yang telah menikah (atau aktif secara seksual), untuk melakukan pemeriksaan reguler secara berkala pada bagian mulut rahim dengan pemeriksaan pap smear. Pap smear akan menunjukkan hasil berupa ada tidaknya perubahan atau mutasi sel kanker pada mulut rahim.
Hal tersebut terlihat cukup mengerikan bagi para wanita, namun terima kasih pada teknologi kedokteran yang telah menghabiskan bertahun-tahun penelitian hingga berhasil menemukan suatu vaksin spesifik, yaitu vaksin HPV. Beberapa studi menyebutkan bahwa 3 kali injeksi vaksin -- pada bulan 0, 1, dan 6 -- akan memberikan proteksi terhadap kanker leher rahim, bahkan proteksi seumur hidup.
Kanker leher rahim umumnya ditularkan melalui aktivitas seksual. Oleh karena itu, vaksin HPV sangat dianjurkan untuk diberikan pada setiap wanita, bahkan vaksin tersebut dapat dimulai sedini mungkin (bahkan sejak umur 9 tahun). Vaksin yang diberikan setelah seorang wanita terpapar virus HPV pun, dapat memberikan proteksi yang bermakna.
Prosedur yang perlu dilakukan oleh pasien sebelum memulai rangkaian injeksi vaksin adalah memeriksakan dirinya terlebih dahulu ke dokter, dan juga dilakukan pemeriksaan pap smear. Ketika hasil pap smear menunjukkan tidak ada pertumbuhan sel kanker di mulut rahim, maka regimen vaksinasi dapat segera dimulai.
(lanjut...)
Komentar